Image Hosted by ImageShack.us
Salah satu benteng peninggalan Belanda yang pernah dibangun di Indonesia dan masih terawat hingga kini (bahkan Barbara Crossette di New York Times menuliskannya sebagai the best preserved Dutch fort in Asia) adalah Benteng Rotterdam atau Fort Rotterdam yang berlokasi di Jl. Ujung Pandang No.1 Makassar. Menurut keterangan Depbudpar, dulunya sebelum dibangun Fort Rotterdam di tempat ini terdapat benteng milik kerajaan Gowa (konon bernama Benteng Ujung Pandang) yang dibangun sekitar tahun 1545. Benteng milik kerajaan Gowa tsb kemudian dihancurkan saat Belanda menduduki daerah ini dan setelah perjanjian Bungaya tahun 1667, Belanda membangun Fort Rotterdam sebagai pusat pemerintahan Belanda. Masih mengutip dari sumber yang sama, di dalam sejarah, seorang Pangeran Diponegoro, yang memimpin perang jawa melawan Belanda tahun 1925-1930, pernah ditipu, ditangkap lantas dibuang ke Makassar serta diasingkan selama 26 tahun di Benteng Rotterdam ini.
Image Hosted by ImageShack.us

Kini di dalam bangunan benteng, terdapat Museum Negeri La Galigo yang menyimpang pernak pernik yang berasal dari Tana Toraja. Museum Negeri La Galigo sendiri menurut sebuah sumber, diresmikan oleh Dirjen Kebudayaan, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra tanggal 24 Februari 1974. La Galigo konon diambil dari sebuah epos yang berjudul I La Galigo. Kabarnya karya ini merupakan karya sastra kebanggaan orang Bugis dengan naskah sepanjang 31.500 halaman dan lebih panjang daripada Mahabarata. Nama I La Galigo sendiri merupakan nama salah satu tokoh didalamnya yang merupakan seorang ahli sastra. Legenda dan mitos asal usul orang Bugis yang berada di kerajaan Luwu dan Wajo pada abad 14 sebelum pindah ke Gowa dan Bone ini sering dipentaskan di beberapa negara baik di Asia, Eropa maupun Amerika. anehnya (ato gwnya aja yang ga tau ya) di Indonesia jarang sekali terdengar sebuah I La Galigo dimainkan. Lengkapnya kisah ini dapat dilihat di Kompas terbitan 4 Feb 06 atau lihat saja kutipannya di situs ini.